Eva Setya

Kamis, 31 Mei 2012

Daun yang jatuh tidak membenci angin ..

Daun yang jatuh tidak membenci angin ..
Suara adikku tercekik
Aku menghela napas. Kalimat itu . melirik ke arah adikku.
Wajah dede berubah dari muka anak kuliahan sebatangagung menjadi begitu teduh. Menjadi begitu menyenangkan.
Seketika hatiku ikut tersentuh.
“dede dulu tak mengerti  apa maksudnya , kalimat itu bahkan terdengar menyebalkan. Dede bahkan menghibaskan tangan orang yang mengatakannya. Ibu ,, dede hanya berfikir ibu pergi karna tak sayang lagi sama dede. Yang bandel. Selalu malas disuruh, hanya main melulu. Dede tahu ibu dulu selalu sayang kak tania . jadi tak mungkin ibu pergi karna tania.
Aku menelan ludah. Dia dan kak ratna juga diam.  tanggan mereka saling mengegam.
“Dede ternyata kliru .. ibu pergi karna tak sayang  lagi pada dede. Ibu pergi karna mengajarkan sesuatu ...”
Suara dede mulai serak.
bahwa hidup harus menerima ,, penerimah yang indah . bahwa hidup harus mengerti... pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami .. pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian dan pemahaman itu datang ,, tak masalah meski lewat kejadianyang sedih dan menyakitkan.
                “kami kecil saat ibu pergi . gementar menatap gelapnya masa depan. Takut bercermin pada masa lalu yang getir.
                “ibu benar .. tak ada yang disesali. Tak ada yang perlu ditakuti. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biar angin yang merengkuhnya, membawah pergi entah ke mana. Dan kami akan mengeti , kami akan memahami  ,,, dan kami akan menerimahnya ..”
                Dede diam lama ..
                lantas menoleh ke dia. Memberikan tempat baginya untuk menyampaikan sesuatu.   Dede Dia mengeleng . adikuku menatap aku , aku juga mengeleng (kata-kata sudah lebih dari cukup). Menatap kak ratna. Kak ratna juga tersenyum menggeleng.
                Kami bersama-sama meletakan mawar merah di pusaran ibu. Angin berhembus lembut memainkan anak rambutku. Daun pohon kamboja berguguran. Satu helai terjatuh di pundakku.  Matahari pagi menajak tinggi. Langit cerah tak berawan. Biru! Warna kesukaan ku.
                Kami beranjak pulang ...

Senin, 28 Mei 2012

Tawasul


Memang banyak pemahaman saudara-saudara kita muslimin yang perlu diluruskan tentang tawassul, tawassul adalah berdoa kepada Allah dengan perantara amal shalih, orang shalih, malaikat, atau orang-orang mukmin. Tawassul merupakan hal yang sunnah, dan tak pernah ditentang oleh Rasul SAW, tak pula oleh Ijma Sahabat radhiyallahuanhum, tak pula oleh Tabiin, dan bahkan para Ulama dan Imam-Imam besar Muhadditsin, mereka berdoa tanpa perantara atau dengan perantara, dan tak ada yang menentangnya, apalagi mengharamkannya, atau bahkan memusyrikkan orang yang mengamalkannya.

Pengingkaran hanya muncul pada abad ke 19-20 ini, dengan munculnya sekte sesat yang memusyrikkan orang-orang yang bertawassul, padahal Tawassul adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits shahih dibawah ini : Wahai Allah, Demi orang-orang yang berdoa kepada Mu, demi orang-orang yang bersemangat menuju (keridhoan) Mu, dan Demi langkah-langkahku ini kepada (keridhoan) Mu, maka aku tak keluar

Rabu, 16 Mei 2012

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

“Bahwa hidup harus menerima... penerimaan yang indah
Bahwa hidup harus mengerti... pengertian yang benar
Bahwa hidup harus memahami... pemahaman yang tulus
Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian dan pemahaman itu datang
Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin.
Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya
Biarkan angin merengkuhnya, membawanya pergi entah kemana
Dan kami akan mengerti, kami akan memahami... dan kami akan menerima”

(Monolog Dede di pusara Ibu dalam ‘Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin’, hlm. 196-197)

Selasa, 08 Mei 2012

Manfaat Berwudhu


♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥



Ibadah wudhu tampaknya sepele dan mudah dilakukan.
Karena itu, banyak umat Islam yang memandangnya biasa-biasa saja. Padahal,bila wudhu
dikerjakan tidak sempurna, shalatnya pun tidak akan
diterima (HR Bukhari:135
dan Muslim:224-225).